April 28, 2010

bahagia yang selalu ada



Aku berlari mencari kebahagiaan, orang - orang bilang dia bersembunyi ditumpukan harta di utara sana. Dan aku pergi ke utara..... tapi dia tidak ada. Oooh mungkin dia ada ditimur, didalam megahnya kastil dan istana terselip diantara karpet dan selimut mewah, aku berjalan - bersusah ria, hingga akhirnya kutemukan kastil indah itu, tapi orang - orang tidak mengenal apa itu bahagia.
Kubaca puluhan buku petuah cara bahagia, menurut mereka bahagia itu ada di udara, dia melayang - layang menunggu tuannya datang meraih dan menggapainya. Dan kucoba lompat setinggi mungkin agar dapat mencapainya, tapi disana pun aku tidak menemuinya.
Kugali tanah sedalam-dalamnya, kata orang mungkin dia terkubur ditumpukan tanah terdalam menunggu untuk digali dan ditemukan. Kugali tanah tanpa kenal lelah, banyak lubang telah kubuat, dibanyak penjuru dunia, tapi dia tetap tidak ada.
Ditengah keputusasaan dan kebingungan, sadarku pun terkuak, aku belum bertanya pada Sang Maha, mungkin Dia tahu.
Dimalam yang gelap dan sunyi kutemui Dia dalam hembusan doa, kupanggil Dia dengan sebutan Bapa.
" Bapa, aku lelah dengan semuanya, aku lelah dengan air mata, aku lelah dengan keluhan, dan aku lelah  dengan keputusasaan.
 Bapa, bantu aku.
 Aku ingin bahagia, aku sudah cari hingga keujung bumi, bahkan diawan - awan sana pun sudah kutelisik tapi  dia tidak ada. Bantu aku Tuhan"

Saat itu juga dia menjawab doaku, bukan melalui mimpi atau pertanda, tapi melalui bisikan hati

Dia berbisik dengan suara yang amat halus, Dia bilang bahagia itu ada dihatiku......
dia tidak pernah kemana - mana, dia tidak pernah bersembunyi ditumpukan harta, atau gemerlapnya kastil mewah.
Dia bilang bahagia selalu ada, dan sebuah pilihan yang harus diputuskan.
Dia bilang bahkan dikala mata kita bengkak karena tangis, bahagia selalu ada tersisip di hati.
Dia bilang, kalau saja kita sadar tentang hal itu, saat itu juga kita bahagia.
Dan saat ini aku pun bahagia.

UN 2010, keputusan bijakkah ?

Bulan ini hajatan depdiknas terbesar telah selesai diselenggarakan dan bahkan hasil ujian tingkat SMU telah diumumkan serentak di penjuru tanah air. Bermilyar - milyar rupiah telah digelontorkan untuk hajatan ini dan bagaimanakah hasilnya? Tercatat  kurang lebih 154 ribu dinyatakan harus mengikuti ujian susulan alias tidak lulus karena salah satu nilainya tidak memenuhi syarat.

Yang jadi perhatian saya bukanlah jumlah uangnya, namun hasil dari ujian tersebut.
Kemarin saja, saya lihat di tayangan berita ada banyak air mata yang tercurah baik itu sedih maupun bahagia. Ada banyak kekecewaan, kekesalan, keputus asaaan disamping kebahagiaan. Dari sini saja sudah tampak betapa besarnya tekanan yang dipikul oleh teman - teman kita.

Mungkin mudah bagi kota sebesar dan sehebat Jakarta untuk mencapai tingkat kelulusan yg memuaskan, tapi bagaimana dengan teman -teman kita di ujung timur, barat Indonesia ? MElihatkah para pejabat pendidikan akan realitas ini?
Dengan alasan meningkatkan kualitas, mereka tanpa sadar ( mungkin) telah mengacak - acak dan mengorbankan jutaan siswa  demi hajatan ini. JAdi, menurut saya tidak usahlah para pejabat pendidikan itu ribut - ribut soal siswa yg kedapatan mencontek lha wong mereka cuma mengejar nilai  supaya lulus ko!
Ada banyak lho siswa dengan berbagai prestasi tidak lulus hanya karena nilai salah satu mata pelajarannya tidak memenuhi syarat. Menurutku ini nggak masuk akal.
Apa iya kepintaran itu cuma matematika doang? atau ekonomi doang? lha terus kalo kesenian itu gmana?
Oooh, atau memang yang disebut orang pintar itu cuman orang yang pintar berhitung, menghapal ( DENGAN HURUF BESAR). Apa hebatnya mereka hapal semua pelajaran wong nyata-nyatanya nggak NGERTI juga toh!!!
Attention please untuk semua pihak terkait, sebelum berbuat sesuatu mbok ya dipikirin lebih dalam dulu, coba direnungkan apa iya kawan-kawan kita yg sekolahnya diujung timur sana punya fasilitas yg sama dengan di jakarta, please deh.. ga usah jauh - jauh ke Papua lha wong didaerah Jawa aja banyak yg masih tertinggal.
Ga Percaya, saya itu lulusan luar Jakarta, sekolah saya (sekalipun unggulan) ga punya fasilitas yang memadai yg setidaknya hampir menyamai sekolah jakarta.
Jadi bingung, ko kebijakan rasa-rasanya kurang bijak Oh My God.


Note : Kalau ada pihak tertentu yg merasa tersinggung dengan tulisan saya, saya mohon maaf, ini kan cuma curhatnya saya, jangan jadikan saya seperti " Prita" heheee....balas tulisan dengan tulisan saja ( bikin blog lagi aja )

April 21, 2010

Kartini 2010, Kartini era Globalisasi

Kartini 2010, Kartini era Globalisasi

Kartini 2010 adalah wanita teguh dan kuat, yang dengan segala kekuatan menyingsingkan lengan bajunya, menggerakan lengan dan jemarinya bukan untuk menyeka air mata kesakitan akibat siksaan tapi untuk berbuat banyak hal berguna untuk orang - orang disekitarnya, untuk anaknya, temannya, suaminya, untuk kaumnya dan untuk lingkungannya.

Kartini 2010 adalah wanita super yang berani dan mandiri, dan tidak menggantungkan nasib serta masa depannya pada keadaan.

Kartini 2010 adalah wanita yang melangkahkan kakinya dengan tegap dan menengadahkan wajahnya dengan percaya diri
Kartini 2010 adalah wanita yang berjalan mengikuti zaman tanpa terlindas, tetap berjalan sekalipun terengah -engah
Kartini 2010 adalah wanita yang berani bermimpi besar tanpa terhalang keadaan sekitarnya, lalu bangun dan bergegas mewujudkan impiannya

Kartini 2010 bukanlah wanita yang gampang menangis dan mengeluh, dia adalah penguat untuk orang - orang disekitarnya, dia bukan mahkluk sempurna tanpa cela, mungkin saja melakukan banyak kesalahan tapi juga belajar dan memperbaiki kesalahannya.
Kartini 2010 adalah wanita yang bisa menempatkan dirinya dalam segala hal, dia adalah pembahagia dikala sesak datang
Dia akan menenangkan anaknya bila menangis, dia orang yang pertama kali bangun dan terakhir kali tidur.

Kapanpun itu, kartini 2010 sadar dia bukan mahkluk sempurna tanpa cela, sadar dia bisa saja melakukan banyak dosa, tapi lalu juga bersimpuh memohon ampun pada Khalik.